Trend Baru Miliuner Rusia; Mulai Tinggalkan Dubai Lalu Beli Properti di Bali dan Pattaya

Trend Baru Miliuner Rusia; Mulai Tinggalkan Dubai Lalu Beli Properti di Bali dan Pattaya
Kawasan wisata pantai di utara Pattaya, Thailand. Menjadi trend baru bagi waarga Rusia untuk berinvestasi properti (tranio)

Dubai, Properti Indonesia - Sejak tiga tahun terakhir, para pembeli properti kaya asal Rusia mulai mengurangi investasi mereka di Dubai dan beralih ke negara-negara di Asia Tenggara. Destinasi utama mereka adalah kawasan resor di Thailand dan Bali di Indonesia. Salah satu alasannya karena kedua Negara tersebut mampu menawarkan perlindungan dari gejolak politik dan ekonomi yang terjadi di negara asal mereka.  

 “Investasi para warga negara Rusia dan negara-negara bekas Soviet lainnya saat ini telah berkurang secara signifikan,” kata Lynnette Sacchetto, pendiri perusahaan konsultan DXB Advisors yang berbasis di Dubai dilansir dari laman portal arabianbusiness.com.

Sebagai informasi, selama paruh pertama tahun 2021, warga Rusia tercatat sebagai satu dari 10 negara teratas yang berinvestasi di pasar properti Dubai dengan investasi melebihi AED 1 juta. Tren ini lantas mencapai puncaknya pada tahun 2023 ketika banyaknya masyarakat Rusia yang berbondong-bondong mengunjungi Palm Jumeirah, Pusat Kota Dubai, dan Dubai Marina untuk berburu properti siap huni.

Menurut Sacchetto,  faktor ekonomi seperti depresiasi Rubel Rusia dan sanksi internasional telah berdampak buruk terhadap daya beli warga negara tersebut, sehingga mempersulit kemampuan mereka untuk berinvestasi di luar negeri.

“Akumulasi dari berbagai faktor tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan signifikan dari warga Rusia di Dubai,” imbuhnya. Begitupun, pasar real estat Dubai tetap berkembang karena orang-orang kaya di dunia terus ramai-ramai berkunjung ke Negara Emirat tersebut untuk membeli properti mewah yang harganya tergolong relatif terjangkau dibandingkan dengan pusat real estat dunia lainnya seperti New York dan London. Sebuah laporan menyebutkan bahwa Dubai telah menjadi pasar tersibuk di dunia untuk properti mewah dengan harga lebih dari $10 juta.

Booming properti di Pattaya                                                                            

Banyak pembeli Rusia yang sebelumnya membeli real estat di Dubai kini mulai mengincar wilayah pesisir timur Thailand. “Orang Rusia menyumbang sekitar 12 persen dari seluruh pembelian real estat asing di Pattaya pada tahun 2019. Mereka juga menyumbang sekitar 10 hingga 15 persen pembelian properti asing di kawasan resor selama ini,” kata Sacchetto, mengutip data dari Asosiasi Real Estat Thailand.

Pangsa pasar masyarakat Rusia di Phuket semakin melonjak sejak dimulainya perang Ukraina, dan kini mencakup 40 persen dari seluruh pemilik kondominium. “Hal ini tidak hanya mempengaruhi harga properti tetapi juga perekonomian lokal dan lanskap bisnis. Diantaranya, membentuk kembali dinamika pasar, menaikkan harga, dan berdampak pada lingkungan sosio-ekonomi lokal,” tambahnya.

Yang menarik, masuknya uang Rusia secara tidak langsung telah mendorong harga kondominium semakin melonjak di seluruh Thailand. Indeks Harga Perumahan nasional untuk kondominium mencapai puncaknya sebesar 198,9 persen pada Desember 2023 atau naik 2,7 persen dari November 2023. Para ahli mengatakan permintaan dari pembeli Rusia telah menjadi pendorong utama pertumbuhan harga tersebut.

Kawasan wisata pantai Padang-padang di Bali | Foto: Mita D.S / Properti Indonesia

“Sejak awal konflik Rusia-Ukraina, orang Rusia secara masif ke Thailand sebagai tempat berlindung yang aman dan biaya hidup yang rendah,” kata Sacchetto. Taj hanya Thiland, kehidupan di negara Indonesia, khususnya Bali juga muncul sebagai magnet bagi orang Rusia yang mencari perlindungan.

Meskipun Bali tertinggal dari Pattaya dalam hal kepemilikan properti bagi warga Rusia, namun pasar properti di Bali mulai bertransformasi dengan cepat. Setidaknya, investor Rusia telah menyumbang sekitar 3 hingga 5 persen transaksi properti asing dalam beberapa tahun terakhir.

"Investasi rata-rata berkisar antara $200.000 hingga $500.000 dan menargetkan vila serta properti residensial di area seperti Seminyak, Canggu, dan Ubud,” sebut Sacchetto.

Pada tahun 2023, Bali dikunjungi oleh 5,23 juta kunjungan wisatawan pada dan berpotensi membuka peluang kembali terjadinya booming properti. Kedatangan ini didominasi oleh warga Australia yang menyumbang 25 persen, disusul wisatawan asal India, Tiongkok, Inggris, AS, Korea Selatan, Prancis, Singapura, Jerman, dan Malaysia.

Bali sendiri menargetkan dapat menarik sekitar tujuh juta wisatawan pada tahun 2024. Saat ini warga Negara Rusia merupakan salah satu warga negara asing yang paling banyak membeli properti di pulau Bali. Eskalasinya bahkan belum menunjukkan tanda-tanda menurun.

“Bali atau Thailand lebih seperti tempat wisata, tempat di mana Anda bisa mendapatkan liburan yang menyenangkan, atau menjalani hidup yang lebih murah,” kata komedian dan influencer asal Dubai, Stefania Totolo, yang menyadari banyak teman dan kenalannya yang berasal dari Rusia kini pindah ke destinasi tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Dmitrijs Zujev/arabianbusiness.com.

Tags
#Berita Properti #bali #dubai #pattaya #warga rusia