Jakarta, Properti Indonesia – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah resmi beroperasi sejak 1 Februari 2021. Bank ini merupakan penggabungan atau merger dari tiga bank syariah BUMN yakni BNI Syariah, BRI Syariah, dan Mandiri syariah.
Bank Syariah Indonesia sendiri direncanakan sejak 11 Maret 2020. Sebelum melakukan merger ada beberapa proses yang dilalui diantaranya due diligence, penandatanganan akta penggabungan, penyampaian informasi, dan perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
BACA JUGA : Bank Syariah Indonesia Akhirnya Resmi Beroperasi
Adapun di tahun 2016 lalu telah direncanakan untuk pembangunan keuangan syariah oleh Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini bertujuan meningkatkan kapasitas perbankan syariah serta menyediakan produk yang kompetitif dan efisien.
Kemudian berencana untuk melakukan konsolidasi berupa merger dan akuisisi pada beberapa perusahaan bank syariah pelat merah di tahun 2019, seperti Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, PT Bank BRI Syariah, dan unit saha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Pada Oktober 2020 lalu pemerintah meresmikan rencana merger kepada tiga bank syariah yakni Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah yang akan dilakukan pada kuartal I-2021. Merger ketiga bank ini memiliki total aset sebesar Rp214,6 triliun dan modal inti sebesar Rp20,4 triliun.
Sementara itu nama yang diusulkan untuk merger ketiga bank ini adalah PT Bank Syariah Indonesia serta pembentukan struktur dan logo pada 11 Desember 2020. Pada 15 Desember 2020 diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) oleh Bank BRI Syariah dan disepakati Bank BNI Syariah dan Mandiri Syariah.
Pada 27 Januari 2021 OJK telah mengeluarkan izin resmi untuk merger tiga bank syariah tersebut, yakni surat Nomor SR-3/PB.1/2021 perihal Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRI syariah Tbk. Setelah diresmikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodom BSI membuka 1.200 cabang dengan 20 ribu pegawai di seluruh Indonesia. Hingga saat ini aset total yang dimiliki BSI adalah Rp157 triliun, dana pihak ketiga (DPK) Rp210 triliun, dan modal inti Rp22,6 triliun.