Keren! Indonesia Pengguna Smarthome Terbesar di Wilayah Asia Pasifik

Keren! Indonesia Pengguna Smarthome Terbesar di Wilayah Asia Pasifik
Salah satu produk smarthome di Cluster Calathea Citragrand Cibubur CBD (Foto: Mita DS)

Jakarta, Properti Indonesia – Perkembangan teknologi yang kian canggih mengubah berbagai sektor kehidupan manusia menjadi lebih mudah, terlebih dengan kehadiran akses internet yang cepat dan stabil. Tidak hanya untuk berkomunikasi dan mencari informasi, internet juga dapat digunakan sebagai alat pendukung pengoperasian residensial berbasis rumah pintar atau smart home

Karena kepintarannya, residensial dengan konsep smart home ini tengah menjadi trend di kalangan developer Indonesia. Para pengembang menawarkan inovasi hunian pintar yang dilengkapi dengan kecanggihan teknologi, yakni berupa perangkat yang dapat mengendalikan hampir semua instalasi di rumah, bahkan dari jarak jauh. Misalnya saja, alat-alat elektronik rumah tangga dapat diatur sehingga akan mati secara otomatis ketika tidak digunakan lagi.

Lembaga riset properti Savills Indonesia mencatat, Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan pasar rumah pintar tertinggi atau mencapai sekitar 31% pada periode 2019-2025. Dimana, Indonesia dianggap sebagai salah satu pengguna smart home teratas karena permintaannya yang tinggi, khususnya di wilayah Jabodetabek dan Bali yang mengalami pertumbuhan signifikan. 

Untuk wilayah Jakarta, penggunaan rumah pintar paling banyak digunakan di Kebayoran Baru, Pondok Indah, dan Pantai Indah Kapuk. Kemudian Tangerang dan Bekasi mulai gencar dipasarkan oleh beberapa pengembang properti. Pengembang yang cukup populer dalam memasarkan produk rumah pintar yakni Sinarmas Land dan Ciputra Group dengan perkiraan lebih dari 8 ribu unit yang dikembangkan di seluruh negeri.

Salah satu produk rumah pintar yang paling umum digunakan di Indonesia sejauh ini terkait dengan keamanan, seperti CCTV dan smart door lock yang sudah menjadi fitur tambahan reguler dalam perkembangan perumahan termasuk di daerah perkotaan Jakarta dan Surabaya. Awalnya sistem ini hanya ditemukan pada perumahan kelas atas, tetapi sekarang sudah merambah ke perumahan kelas menengah.

Di Jabodetabek sendiri, diperkirakan saat ini terdapat lebih dari 10.000 unit hunian telah terpasang smart home. Terlebih permintaan smart home telah didukung masuknya merek-merek terjangkau yang sesuai dengan anggaran masyarakat, seperti Schneider dan Panasonic, dan produk lokal Bardi.

Dalam laporan yang diterima Properti Indonesia, Jumat (9/4), Savills mencatat ada lebih dari 50% unit rumah pintar yang telah dipasarkan di Jabodetabek dengan menyasar konsumen keluarga muda dengan harga di bawah Rp1 miliar, disusul rumah antara Rp1 miliar hingga Rp2,5 miliar sebanyak 27%. Sementara lebih dari 90% proyek residensial dengan sistem ini berlokasi di Tangerang dan Bekasi. Daerah ini menjadi favorit bagi keluarga muda karena faktor, seperti lokasi, akses bekerja dan sekolah, serta fasilitas penunjang yang banyak.

Keluarga muda melihat tren smart home sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan kenyamanan karena dapat membantu mereka menyesuaikan diri antara pekerjaan dan waktu dengan keluarga. Selain itu, sistem otomatis pada rumah juga dapat memastikan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik untuk rumah.

Savills berharap permintaan untuk smart home di Indonesia terus meningkat. Sejauh ini smart home lebih banyak diapliasikan pada rumah tapak, namun banyak proyek kondominium yang telah terintegrasi fitur-fitur tersebut untuk mengakomodasi penyewa yang ada.

“Semakin banyak orang yang peduli tentang lingkungan dan kesejahteraan, sementara pada saat yang sama menuntut efisiensi dan kenyamanan yang lebih tinggi, rumah pintar akan muncul sebagai pilihan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan rumah konvensional biasa,” tulis Savills.

Tags
#Ciputra #Berita Properti #properti #smart home #smart living #Sinar Mas Land #bali #savills