Jakarta, Properti Indonesia - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF), lembaga pembiayaan sekunder perumahan milik Pemerintah, mencatat kinerja keuangan positif sepanjang tahun 2022.
Berdasarkan laporan keuangan audited, tercatat hingga akhir tahun 2022, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak tahun 2005 mencapai Rp89,75 triliun.
SMF juga mencatat pendapatan sebesar Rp1,77 triliun. Meskipun capaian ini mengalami penurunan dari tahun 2021 sebesar Rp2,12 triliun. Laba bersih SMF tercatat sebesar Rp418 miliar, juga menurun dari tahun sebelumnya sebesar Rp460 miliar.
"Penurunan kinerja keuangan dibandingkan 2021, memang di tahun 2022 lalu sangat menantang karena kita di pasar sekunder yang dipengaruhi kondisi pasar primer, dalam hal ini perbankan. Jadi untuk program kita di 2022 lalu, SMF tetap bisa mencapai target khususnya untuk KPR FLPP, namun untuk komersial masih challenging," ujar Bonai Subiakto, Direktur SMF dalam paparan Pencapaian Kinerja SMF 2022 dan Rencana Kerja Tahun 2023 di Jakarta, Selasa (7/3).
Untuk total aset SMF di 2022 mencapai Rp32,96 triliun, jumlah ini menurun dari tahun 2021 yang sebesar Rp33,7 triliun. Selanjutnya, liabilitas sebesar Rp16,6 triliun atau turun dari 2021 sejumlah Rp19,7 triliun. Sedangkan ekuitas meningkat dari Rp14 triliun di 2021 menjadi Rp16,3 triliun di 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo juga menyampaikan, hingga saat ini SMF telah membiayai kurang lebih 1,508 juta debitur KPR, termasuk KPR Program FLPP, yang terbagi atas 83,81 persen wilayah barat, 15,56% wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,63% wilayah timur.
Hingga akhir tahun 2022, SMF telah menyalurkan dana KPR FLPP sebesar Rp15,03 triliun. Penyaluran dana ini menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurut Ananta, pemenuhan kebutuhan KPR FLPP di tahun 2022 meningkat dibanding tahun sebelumnya, yaitu 200 ribu unit rumah atau melonjak 27 persen yaitu 157.500 unit.
"Ini menjadi salah satu tren positif industri perumahan di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi saat ini ya,” jelas Ananta.
Selain itu, perseroan juga aktif dalam menjalankan beberapa inisiatif strategis diantaranya yaitu Program Pembiayaan Homestay dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh. Dalam Program Pembiayaan Homestay, merupakan sinergi SMF dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).